3.1.15

SEJARAH DAN FILOSOFI POHON NATAL


Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York AS.....
.
.
Menurut sebuah legenda, ada seorang pendeta Inggris bernama St. Boniface yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tsb dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
.
A novel based on the legend of St Boniface and the first Christmas tree.
.
Sedangkan sejarah pohon natal yang banyak disepakati itu sendiri dimulai dari Jerman. Konon Bangsa Jerman kuno memiliki kebiasaan memasang batang pohon (lengkap dengan cabang-cabang dan daun-daunnya) di tempat tinggal mereka untuk mengusir ‘bad spirit’, dan sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini telah dimiliki pada zaman dahulu bahkan sebelum kitab-kitab suci dibawa oleh para nabi.
.
Pada saat Kristen menyebar di Jerman, gereja tidak menyukai kebiasaan tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang pemilik bakery memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam keadaan terbalik dan hal ini disetujui oleh gereja katolik.
.
Setelah Protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan posisi natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Ia begitu terkesan akan keindahan suasana Natal dan bertaburannya bintang diatas pohon cemara disekitar rumahnya, sehingga ia berusaha untuk mengalihkan suasana Natal ini ke dlm rumahnya dgn cara mendekorasi pohon cemara tsb menjadi pohon Natal. Dan seiring dengan waktu, pohon natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti lampu-lampu, angel, bahkan cokelat dan apel.
.
Martin Luther and the Christmas Tree, 1521.
.
Pertama kali pohon Natal tercantum secara tertulis di Elsas pada th 1520 sedangkan lukisan tertua yg menggambarkan pohon natal dihias berasal dari th 1579. Baru di th 1850 pohon Natal itu merambat menjadi tradisi di seluruh dunia.
.
The German Christmas-Tree in The Eighteenth Century.
.
Secara tradisional, Pohon Natal di Jerman dipasang dan dihias pada tanggal 24 Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari yakni tanggal 6 Januari tahun berikutnya.
.
Germany Christmas Tree
.
Pohon Natal pertama di Inggris datang karena raja Georgian yang berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang bersimpati pada monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di kalangan mereka.
.
Hiasan Pohon Natal
.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an. Tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa kebiasaan memasang pohon natal pertama kali di Amerika dipopulerkan oleh tentara Jerman Hessian.
.
Queen VictoriaPrince Albert and family gathered around the Christmas Tree 
at Windsor Castle, London News, 1848
.
Pada tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert digambarkan oleh London News berdiri beserta kedua anak mereka mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria sangat populer di hati rakyat, segeralah pohon natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggeris bahkan menyebar hingga ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di Amerika konon bermula di Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang yang berasal dari Jerman.
.

.
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Eropa:
.
Silver Fir : Abies alba (the original species)
.
Silver Fir : Abies alba (the original species)
Nordman Fir : Abies nordmanniana
Noble Fir : Abies procera
Norway spruce : Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce : Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris
.
Norway spruce : Picea abies (the cheapest)
.
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Amerika :
Balsam Fir : Abies balsamea
Fraser Fir : Abies fraseri
Grand Fir : Abies grandis
Noble Fir : Abies procera
Red Fir : Abies magnifica
Douglas Fir : Pseudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine : Pinus pinea
.
Red Fir : Abies magnifica
.
Pohon Natal itu sendiri bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya. Esensi filosofi itulah yang diambil oleh Martin Luther saat melihat pohon cemara di tengah musim salju.
.
Filosofi inilah yang diabaikan oleh beberapa aliran Kristen Fundamentalis yang melarang pohon natal di gereja mereka. Hal ini disebabkan mereka selalu menggunakan dasar tertulis alkitabiah. Bila tidak ada di Alkitab maka haram bagi mereka, termasuk ucapan selamat idul fitri atau ucapan yang tidak kristiani lainnya. Padahal tidak selamanya yang tidak tertulis di Alkitab itu haram. Bukankah orang dinilai tidak dari penampilan luarnya, tapi dari hatinya.
.
Perayaan Natal serasa belum lengkap tanpa Pohon Natal
.
Hingga saat ini, perayaan Natal yang identik dengan pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya karena pohon natal saja kita tidak merenungi dan menghayati arti dari natal itu sendiri. Dan janganlah pohon natal dijadikan alat untuk saling beradu sombong karena ada anggapan bahwa gereja yang menggunakan pohon natal yang bagus akan mendapat pujian dari para jemaatnya.
.
Jadi, Pohon Natal itu hanyalah hiasan untuk menyemarakkan Natal seperti halnya saudara-saudara muslim kita memakai Ketupat pada saat Lebaran.

FILOSOFI POHON OAK



google.com
  Terpaan angin yang tersalurkan dari daunnya 
memberikan kesegaran pelepas dahaga di tengah 
panasya sinar sang surya. Rindang pohonnya
 memberikan perlindungan yang nyaman bagi
 semua yang bersandar pada kokohnya. Batangnya
 yang besar seolah menjadi pertanda bahwa
 akulah penyejuk dan pelindungmu. Siapa yang
 tidak kenal pohon oak, sebuah pohon 
besar yang menjuntai tinggi dan tumbuh melebar.
 Suasana yang teduh, segar serta nyaman
 langsung mewakilkan setiap kali ada 
pendiskripsian tentang pohon oak. Pohon yang 
berani melawan arus angin ini memang mengandung
 bermacam makna, teguh pendirian salah satunya.
 Bagaimana tidak, akar yang kokoh serta
 batang besar sangatlah cukup untuk menahan 
terpaan angin yang membingungkan. Semisal 
pohon oak kita ibaratkan sebuah jiwa dan angin
 adalah arus pengaruh kehidupan. Pastilah pohon
 oak (jiwa) dengan dasaran prinsip atau pendirian
 yang begitu kokoh tidak akan pernah mudah tergoyahkan oleh hempasan kiri kanan arus kehidupan.
google.com


     Dari berbagai macam alasan itulah pantas kiranya sebagai manusia terkhusus seorang muda harus bisa mengambil inti sari dari filosofi sebatang pohon oak. Di dalam menjalani kehidupan berpegang teguh pada prinsip yang kuat mutlak diperlukan guna mencegah berbagai pengaruh sesat kehidupan. Jika kita sudah terbiasa untuk hidup berprinsip sedari muda niscaya kelak ketika kita tumbuh dewasa dan mulai tua jiwa kita akan tetap kokoh pada pendirian prinsip yang sejati. 
     Keberadaan pohon oak bagai sebuah oase di tengah padang gersang mampu memberikan semangat kehidupan bagi setiap orang. Menginspirasi itu pasti, karena sekeras apapun hempasan angin yang menyerang, pohon oak tak akan pernah berganti haluan. Menggambarkan sebuah semangat yang anti terhadap keputus asaan, semangat penuh juang pantang menyerah karena sudah berdasar dan berpegang pada prinsip kehidupan. “ketika kita sudah tulus mencinta, tak akan pernah ada kata menyerah. Walau pikiran ingin berputus asa, namun hati tetap ingin mencoba”.

FILOSOFI POHON SAKURA


Tidak ada peristiwa di akhir Maret hingga awal April yang paling ditunggu oleh masyarakat Jepang selain mekarnya bunga sakura. Saat kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura muncul, itulah pertanda musim semi telah tiba, musim yang menjanjikan masa depan cerah dan penuh dengan harapan. Taman dan kebun yang sebelumnya dipenuhi salju, kini tampak menghangat seiring mencairnya salju.


Mekarnya bunga Sakura memang memiliki makna tersendiri yang mungkin tidak akan pernah bisa terungkapkan dengan untaian kata-kata. Sebuah makna kesejukan, keheningan, kebahagiaan dan ketenangan. Sakura juga bermakna perpisahan saat bunga sakura mulai jatuh berguguran di tiup angin. 

Kecantikan bunga sakura juga memiliki arti spiritual dan filosofis tentang kehidupan manusia. Bagi orang Jepang, bunga itu menyimbolkan kegembiraan dan kesedihan serta mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dalam menghargai kehidupan dan kesedihan. 

Sakura juga mengingatkan bahwa segalanya memiliki kebalikan. Ada sedih, ada gembira. Ada hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya merekah dengan indahnya dan ada saatnya berguguran. Dan itulah yang bunga sakura lakukan, mekar dengan memberikan keindahan bagi jiwa-jiwa yang berkelana. Itulah mengapa di setiap mekarnya bunga sakura, keluarga jepang merayakannya dengan berkumpul bersama, menyusuri taman sembari melakukan renungan dan menikmati hidangan di bawah pohon sakura. Perayaan ini dinamakan “Hanami”.
Hanami dapat diartikan juga dengan melihat atau memandang bunga.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.Maklum cuma setahun satu kali bisa melihat bunga sakura, jadi kalau nggak melihatnya sangat menyesal sekali deh!. Perayaan Hananami ini merupakan sebuah perayaan turun-temurun di masyarakat Jepang. Tercatat semenjak sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan pesta menyambut mekarnya bunga sakura. Tradisi itu menjadi acara ritual keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam, dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.


Di negara lain, tradisi hanami disebut sebagai cherry blossom festival yang dikonotasikan dengan sakura matsuri. Dalam festival itu, terdapat beragam acara dan hidangan bagi para peserta dan biasanya festival itu memiliki keterkaitan dengan budaya lokal, yakni dengan melibatkan warga setempat untuk berpartisipasi dalam acara yang ada.Bunga sakura banyak sekali jenisnya: Yaezakura, Oshimazakura, Shidarezakura, yang lebih terkenal bunganya Someiyoshino. Kira-kira ada 200 macam bentuk bunga sakura mungkin lebih dari itu.




Sungguh Indah Taman Bunga Sakura Di Tepi Sungai